Publikasi on Track (Part 1)
SEBUAH
NAMA “LALA-ANJARWATI”
2009
Di dalam
ingatan gue yang samar-samar seperti lampu 5 watt, nama gue yang lucu, imut dan
simpel itu selalu menjadi nama yang sepertinya susah sekali diingat di kantor.
Pada 2009, nama “Lulu Anjarsari” yang Babeh gue semediin sampai ke Banjarmasin
itu berganti menjadi “Lulu Anjarwati”. Dalam suatu rapat tahun 2009, Atasan
Tertinggi di kantor gue kala itu—Mari kita panggil Bos Besar 1—memanggil Tim
Publikasi untuk memperkenalkan diri.
Bos Besar 1:
“Lulu Anjarwati.”
Gue:
“Anjarsari, Pak.”
Bos Besar 1:
“Saya maunya Anjarwati. Neneng Anjarwati yang penyanyi dangdut itu.”
Gue:
-___________-“
Sejak saat
itu, setiap rapat, gue diabsen Bos Besar 1 dengan panggilan “Neneng” atau
“Anjarwati”. Pada akhirnya, nama gue pun populer di biro atau unit kerja lain
dengan nama “Lulu Anjarwati” tanpa Emak-Babeh gue bikin bubur merah-bubur putih
buat ganti nama. Dalam setiap undangan sampai daftar absen rapat, nama gue
ditulis dengan sebutan “Lulu Anjarwati”. Hahaha..
By the way,
kalian kenal Neneng Anjarwati, pelantun "Secangkir Madu Merah" itu?
Sok yang belum kenal siapa Mba Neneng Anjarwati bisa buka link ini https://www.youtube.com/watch?v=CIYcWvh53Mc.
Hahaha…
2019
Alhamdulillah,
derita nama “Lulu Anjarwati” telah usai setelah 10 tahun berlalu dan seiring
bergantinya Atasan Tertinggi menjadi Bos Besar 2. Eh tapi nama gue pun masih
bermasalah ketika dipanggil. Suatu rapat tahun 2019:
Bos Besar 2:
“Jadi ada usulan silakan. Mba A, Mba B…” (memanggil nama peserta rapat berputar
satu-persatu)
Gue: (masih
santai menunggu giliran Bos Besar 2 memanggil nama gue)
Bos Besar 2:
“Ya, Mba LALA, gimana ada usulan?”
Gue: O______O
(sedetik melongo dan langsung ngakak seketika)
Peserta rapat
berbarengan: “LULUUUU, Pak!”
Rapat itu pun
diakhiri dengan gelak tawa dan menyisakan cengceng-an buat gue. “Lala, mana
Tinky Winky?” yang biasanya gue akan jawab, “Adanya Po” sambil mengimut-imutkan
suara dengan tujuan supaya yang bertanya kesal. Hahahahaha…
Gue sebenarnya
sudah mencurigai jika Bos Besar 2 memang agak sulit mengingat nama orang.
Menurut penelitian, katanya kemampuan mengingat nama tidak terpengaruh
kecerdasan otak, tetapi lebih kepada pengaruh ketertarikan. Gue mencurigai Bos
Besar 2 ini amat-sangat-tidak tertarik kepada gue. Alhamdulillah Ya Allah, si
bapak sudah beristri soalnya. Hahahaha…
Sampai tadi
siang setelah satu kegiatan, seperti biasa, Bos Besar 2 punya kebiasaan yang
kudu-mesti-harus dicontoh para pemimpin, mendatangi dan menyalami satu-satu
panitia acara dan memberikan pujian. Hal sepele sebenarnya, tapi untuk
karyawan—apalagi bagi karyawan macam sisaan bubuk kopi item di dasar gelas
seperti gue—pujian itu bisa jadi penghargaan yang berarti. Nah, tadi siang usai
acara, Bos Besar 2 menyalami hingga tiba giliran gue yang tidak sadar ada
dirinya di belakang, gue pun menengok dan menyalaminya. Gue bersiap sambil
senyam-senyum hendak menerima pujian entah karena apa (hahahaha) :
Bos Besar:
“Terima kasih ya. Data-data yang dipaparkan Paketua itu bagus dan detail
sekali, Mba LALA.”
Gue cuma bisa
senyum dengan pikiran terbang mengingat yel-yel ala penonton Dahsyat mahaalay,
“Lala lala yeye yeye…”
…………
*) Jika mood
akan bersambung…
LA/28012019
Komentar
Posting Komentar